Sunday, March 25, 2012

UNSUR HARA MIKRO VS PENYAKIT TANAMAN (1)


Besi (Fe)
Unsur mikro ini merupakan salah satu unsur yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) maupun fero (Fe2+). Besi dapat diserap dalam bentuk khelat. Mineral Fe antara lain: olivin (MgFe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3, dan ilmenit (FeTiO3).

Karena dapat diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe juga dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat yang lain. Di dalam tanaman, sekitar 80% Fe terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien.

Dalam tanaman, Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom adalah salah satu enzim yang mengandung Fe porfirin. Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat.

Apabila tanaman mengalami kekurangan Fe, maka pembentukan klorofil bisa terhambat. Hal ini bisa berakibat penyusunan protein menjadi tidak sempurna. Selain itu, defisiensi Fe juga bisa menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastis. Kekurangan unsur mikro ini bisa juga mengakibatkan penurunan kadar pigmen dan protein, serta pengurangan aktivitas semua enzim.

Chlor (Cl)
Chlor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman, dan dapat pula diserap dalam bentuk gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman berkisar antara 2.000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1.200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro.

Cl dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobile dan mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu umumnya hara Cl tidak menimbulkan defisiensi, namun justru menimbulkan masalah keracunan tanaman karena berlebihan.

Chlor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, dan memperbaiki penyerapan ion lain. Selain itu juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.Sedangkan untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit, Cl dianggap sebagai hara makro yang penting.

Adapun defisiensi Chlor akan menyebabkan pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, dan pada tanaman kol daunnya akan berbentuk mangkuk.

Molibdenum (Mo)
Unsur hara mikro satu ini diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritis dan toksisnya relatif besar. Bila kandungan Mo pada tanaman terlalu tinggi, bisa mengakibatkan keracunan (toksis) pada tanaman itu sendiri, bahkan juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro lainnya. Pada daun kapas misalnya, kadar Mo berkisar 1.500 ppm.

Pada umumnya tanah mineral cukup mengandung hara Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain: molibderit (MoS) dan powellit [(CaMo)3.8H2O]. Di dalam larutan, Mo biasanya berperan sebagai kation maupun anion.

Gejala defisiensi atau kekurangan Mo sering terlihat pada tanah gambut atau tanah organik. Meski demikian senyawa organik Mo akan membentuk senyawa khelat yang mampu melindungi Mo dari pencucian air.
Tanah yang disawahkan akan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo di dalam tanah. Hal ini dikarenakan lepasnya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Bagi tanaman, Mo berfungsi sebagai pengaktif enzim nitrogenase, nitrat reduktase, dan xantine oksidase. Apabila tanaman kekurangan Mo, maka gejalanya menyerupai kekurangan unsur Nitrogen (N). Kekurangan Mo bisa juga menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati, serta pembentukan bunga akan terlambat.

Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bagian bawah. Daun tanaman akan berubah kering layu, tepi daun menggulung dan umumnya daun menjadi sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina daun hanya terbentuk sedikit sehingga tulang-tulang daun terlihat lebih dominan.

Silikon (Si)
Meskipun Si tidak termasuk dalam daftar hara esensial, tapi keberadaannya sangat bermanfaat dalam mengurangi munculnya penyakit pada beberapa tanaman. Beberapa bukti telah mengindikasikan bahwa salah satu mekanisme Si melindungi tanaman dengan cara meningkatkan efektivitas barrier mekanik tanaman terhadap timbulnya infeksi. Peningkatan Si dalam tanaman dapat mempersulit serangga (seperti Aphids dan kepik) untuk menghisap cairan pada tanaman.

http://tanindo.com 

No comments:

Post a Comment

Labels

Alpukat (1) Budidaya (3) hama (1) hama penyakit (1) HARA MIKRO (1) jagung (3) Kapuk (1) kemiri (1) paprika (1) Penyakit (1) sukun (1)