Friday, April 6, 2012

Budidaya Kemiri


Kemiri (Aleurites moluccana Willd) berasal dari kepulauan Maluku, dan menurut
Burkill (1935) berasal dari Malaysia. Tanaman ini menyebar dari sebelah timur Asia hingga Fiji di
kepulauan  Pasifik. Di Indonesia kemiri tersebar luas dihampir seluruh wilayah Nusantara.
Luasnya penyebaran kemiri di Nusantara terlihat juga dari  beragamnya  nama daerahnya. Di
Sumatera, kemiri disebut  kereh, kemili, kembiri, tanoan, kemiling, atau  buwa kare; di Jawa,
disebut midi, pidekan, miri, kemiri, atau muncang (Sunda); sedangkan di Sulawesi, disebut wiau,
lana, boyau, bontalo dudulaa atau saketa.
Tanaman kemiri berkembang  di Indonesia  di daerah-daerah seperti Sumatera Barat,
Bengkulu, Lampung,  Sumatera  Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimanatan Selatan,
Kalimanatan  Timur, Bali,  Lombok, Sulawesi, Maluku, Timor, Kalimantan Barat, Bau-Bau  dan
sekitarnya.  Walaupun tanaman kemiri mudah tumbuhnya, namun sampai saat ini
pengusahaannya hanya oleh petani belum dikembangkan secara perkebunan. Areal pertanaman
kemiri di Indonesia seluruhnya saat ini mencapai 205.532 ha. Produksi pada tahun 2000
mencapai 74.319 ton, dimana 679 ton diantaranya di eskpor dengan nilai US$ 483.000.-.

SYARAT TUMBUH
Kemiri tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kapur, tanah-tanah berpasir di pantai. Tetapi
dapat juga tumbuh pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur sampai yang subur dan pada
tanah-tanah latosol. Tanaman kemiri dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian 0 –
800 meter di atas permukaan laut,  walaupun dibeberapa tempat dapat  juga tumbuh pada
ketingian 1.200 meter dpl. Tanaman kemiri dapat tumbuh pada lahan datar, bergelombang dan
bertebing-tebing curam. Ditinjau dari kondisi iklimnya, tanaman kemiri dapat tumbuh di daerahdaerah yang beriklim kering dan basah. Tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah dengan jumlah
curah hujan 1.500 – 2.400 mm per tahun dan suhu 200
 – 270
C.
BAHAN TANAMAN
Figure 1
Ketersediaan bibit tanaman merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam upaya
pengembangan komoditi  kemiri. Untuk mendapatkan bibit tanaman kemiri  dapat ditempuh
dengan 3 cara yaitu: (1) generatif; (2) vegetatif; dan (3) sambungan.
PENYIAPAN LAHAN
Lahan yang akan dipakai untuk budidaya tanaman kemiri harus bersih dari gulma dan dari
tanaman yang tidak bermanfaat.  Sebab gulma  tersebut dapat mengganggu pertumbuhan  dari
tanaman kemiri tersebut. Jarak tanam untuk tanaman kemiri sesuai dengan tujuannya; bila usaha budidaya kemiri
ditujukan untuk mengahsilkan biji, maka jarak tanamnya adalah 10x10 meter, sedangkan bila
untuk menghasilkan kayu untuk pulp, jaraktanamnya lebih rapat yaitu 4x4 meter.
Lakukan pengajiran sesuai dengan jarak tanam yang akan dipakai, pengajiran harus lurus
muka, belakang dan kesamping kiri kanan. Pada ajir dibuat lobang dengan ukuran 60x60x60 cm.
Pada saat menggali lobang, sebagian tanah galian lapisan atas harus dipisahkan. Kemudian tanah
galian lapisan bawah dicampur dengan pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 1:1.
Jika penanam dimusim kemarau, lobang dapat langsung ditimbun dengan campuran media
diatas, dan bibit dapat segera ditanam. Bila musim hujan, sebaiknya campuran tanah dan pupuk
kandang tersebut dibiarkan sementara waktu di dekat lubang tanam. Tujuannya adalah untuk
menurunkan kemasaman tanah. Setalah campuran tanah mengering sudah dapat dimasukan ke
dalam lubang dan bibit dapat segera ditanam.
PENANAMAN
Pada lobang tanam yang telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang tersebut, tanam bibit
kemiri dengan jalan melepas kantong plastiknya. Pada saat melepas kantong plastik usahakan
agar perakaran bibit tidak rusak. Penanaman bibit harus diusahakan agar perakarannya teratur
dan terbuka.
PEMUPUKAN
Meskipun tanaman kemiri dapat tumbuh pada tanah yang marginal, bukan berarti tidak
memerlukan pemupukan. Untuk mendapatkan produksi biji yang lebih banyak, tanaman kemiri
perlu dipupuk secara rutin. Jenis pupuk yang  diberikan dapat pupuk kandang (organik) atau
pupuk kimia (anorganik).
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan sekali setahun, dosis pada tanaman muda cukup 2
kg/pohon. Sedangkan untuk tanaman yang sudah berproduksi dapat diberikan pupuk kandang
sebanyak 10-30 kg per pohon.
Jika pupuk yang diberikan jenis pupuk anorganik, maka dosis untuk masing-masing pupuk
disesuaikan dengan umur tanaman. Pupuk kimia ini sebaiknya diberikan dua kali dalam setahun,
yaitu awal dan akhir musim hujan. Dosis pemupukan adalah sebagai berikut: pada tanaman
muda umur 1 tahun diberikan 20 gr Urea, 10 gr SP36, dan 10 gr KCl per pohon, sedangkan pada
umur 2-6 tahun dapat 100-250 gr Urea, 80-75 gr SP36, dan 20-100 gr KCl per pohon, pada umur
lebih dari 7 tahun diberikan 500 gr Urea, 250 gr KCl per pohon per tahun.
PEMANGKASAN
Pemangkasan pada tanaman kemiri bertujuan untuk antara lain:
• Agar tanaman tidak terlalu tinggi dan percabangannya lebih banyak sehingga mudah
melakukan panen. Untuk tanaman yang berasal dari cangkokan, tanaman yang lebih pendek
menghindari tumbangnya tanaman.  
• Mempermudah perawatan seperti penyemprotan hama dan penyakit, membuang benalu dan
sebagainya.
• Dapat mempermuda bagian tanaman yang sudah tua
• Dapat mempercepat tanaman berbunga dan berbuah (mengatur C/N ratio), karena C/N ratio
besarnya sedang, dapat merangsang pembungaan.  Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk pembentukan tunas-tunas
baru memerlukan banyak air. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang lemah,
rusak, mati,  sakit, dan yang terlalu berdesakan agar udara dan  sinar matahari masuk kedalam
kanopi tanaman. Waktu pemberian pupuk dapat bersamaan dengan pemangksan ini.
POLATANAM
Di kebun petani tanaman kemiri biasanya tumbuh bercampur dengan tanaman lain, dalam
satu areal jumlahnya tidak menentu satu atau dua batang.
HAMA
Hama yang menyerang daun: tungau (Tetranichiadae), moluska dan penggerek daun. Hama
yang menyerang batang  adalah hama penggerek batang  biasanya dari famili Ceramicyadae.
Tanda-tanda serangan adalah terdapat lubang-lubang pada  batang kemiri yang dalamnya
mencapai 2 cm, mengeluarkan lendir dan bekas  gerekan. Hama yang menyerang akar kemiri
adalah dari  golongan rayap. Tanda-tanda serangan adalah  terdapat becak-becak hitam pada
pemukaan akar dan pangkal batang. Biasanya yang diserang adalah tanaman kemiri yang masih
muda. Hama yang menyerang buah/biji: Larva Dacus sp. dan kumbang penggerek buah.
PENYAKIT
Penyakit hawar daun cendawan, penyakit antraknosa, dan penyakit gugur buah muda.
DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
2008
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C,
Pasar Minggu, Jakarta
Telepon (021) 7815682, 7815380-4 , Ext.4405
Fax. (021) 7827903

No comments:

Post a Comment

Labels

Alpukat (1) Budidaya (3) hama (1) hama penyakit (1) HARA MIKRO (1) jagung (3) Kapuk (1) kemiri (1) paprika (1) Penyakit (1) sukun (1)