tag:blogger.com,1999:blog-6906409171772837772024-03-13T03:09:45.677-07:00Pertaniangeografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-10637997759713321172012-04-06T07:05:00.002-07:002012-04-06T07:05:16.918-07:00Budidaya Kapuk<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
Kapuk (Ceiba petandra Gaertn) berasal daerah tropis di Amerika berkembang dan<br />
menyebar ke Afrika dan Asia . Penyebaran di Asia meliputi wilayah India, Indonesia, Thailand<br />
dan Filippina. Di Asia kapuk sudah dibudidayakan, sedangkan di Afrika hanya sebagian yang<br />
dibudidayakan sementara di Amerika belum dibudidayakan.<br />
Tanaman kapuk di beberapa tempat di Indonesia telah diusahakan secara intensif.<br />
Misalnya di P.Jawa dilereng Gunung Muria (Pati) disekitar Weleri, antara Semarang–<br />
Pekalongan; didaerah Pandaan antara Gunung Arjuno dan Penanggungan dan antara Pare dan<br />
Ngantang yaitu jalan dari Kediri menuju ke Malang. Di Sulawesi kapuk didapati di bagian selatan<br />
Danau Tempe dekat Sengkang, dibagian selatan dan timur Gunung Lompobattang sekitar<br />
Jeneponto dan Bantaeng, kemudian disekitar Tanette dan pulau Muna.<br />
Tanaman kapuk di Indonesia dikembangkan oleh rakyat , perkebunan swasta dan perkebunan<br />
pemerintah (BUMN). Areal seluruhnya saat ini mencapai 250 500 ha dengan produksi serat<br />
mencapai 84 700 kg per.<br />
TIPE TANAMAN KAPUK<br />
Ceiba pentandra, dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : Ceiba occidentalis, banyak<br />
ditemukan di Amerika dan Afrika, dan Ceiba orientalis, yang berada di Asia. Sedangkan Hasil<br />
penelitian menunjukkan bahwa persilangan antara kedua kelompok tersebut dapat dilakukan<br />
dengan mudah; ini menunjukkan kedekatan genetik keduanya. Hasil persilangan kedua tipe<br />
tersebut disebut tipe hibrida yang banyak dikembangkan di sentra-sentra kapuk. Di Amerika<br />
tidak terdapat klon kapuk tipe indika, dan sebaliknya di Asia saat ini hanya sedikit ditemukan<br />
tipe karibea.<br />
Tipe Karibea pohonnya berukuran besar, tinggi mencapai 50 meter dan cabang terbawah dari<br />
permukaan tanah sekitar 10 meter. Di Amerika maupun di Afrika pohon-pohon tersebut dapat<br />
ditemukan di lapangan dengan mahkota yang sangat besar. Kecuali tipe yang bercabang rendah,<br />
juga ada tipe yang bercabang sangat tinggi, bercabang, tetapi mahkotanya kurang kokoh. Tipe ini<br />
tumbuh dihutan-hutan tropis, contohnya antara lain kapuk Suriname dan Congo, yang akan di<br />
bahas lebih lanjut. Tipe Indika pohonnya berukuran relatif lebih kecil dibanding tipe Karibea dan<br />
tidak dapat bersaing dengan vegetasi-vegetasi liar.<br />
SYARAT TUMBUH<br />
Pendapat yang mengatakan bahwa kapuk dapat tumbuh pada tanah yang marginal dan di<br />
daerah yang kering adalah salah. Kapuk memang membutuhkan musim kering yang panjang,<br />
tetapi jangan terlalu kering. Daerah-daerah, seperti Krawang, Indramayu, Karesidenan<br />
Bojonegoro dan kepulauan Nusa Tenggara tidak sesuai untuk tanaman kapuk karena terlalu<br />
kering. Begitu juga di daerah yang terlalu basah seperti Sumatera dan Jawa Barat. <br />
<br />
Hubungan antara curah hujan di beberapa daerah penghasil kapuk di pulau Jawa,<br />
menunjukkan bahwa curah hujan pada periode kering menentukan saat berbunga dan<br />
pembentukan buah. Dalam periode tersebut jumlah curah hujan tiap bulan yang kurang dari 100<br />
mm sebaiknya tidak lebih dari empat bulan, sedangkan jumlah hujan seluruhnya sedikitnya 150<br />
mm dan setinggi-tingginya 350 mm, dengan jumlah hari sedikitnya 10 hari dan setinggi-tingginya<br />
25 hari.<br />
PEMBIBITAN<br />
Bibit kapuk dapat berasal dari biji atau stek. Penangkaran dengan biji didahului dengan<br />
persemaian. Pada pembuatan pesemaian kapuk yang penting adalah pengerjaan tanah.<br />
Permukaan bedengan dibuat merata dan pembuangan air mudah dilakukan, karena air yang<br />
menggenang berakibat fatal bagi tanaman yang masih muda. Jarak tanam di bedengan 20 cm x<br />
20 cm dengan memakai 3 biji per lubang, kemudian setelah sebulan disisakan satu tanaman yang<br />
terbaik. Cara lainnya dengan disebar dalam bak-bak yang kemudian dipindahkan ke bedengan,<br />
sehingga diperoleh tanaman yang rata dan tumbuh baik, tetapi apabila ada gangguan hama<br />
kumbang Nisotra, pada tanaman kapuk muda daunnya habis termakan. Tanaman kapuk pada<br />
umumnya dapat dipindahkan ke lapangan setelah umur satu tahun di persemaian, setinggi kira-<br />
kira satu meter. <br />
Okulasi tanaman kapuk banyak menggunakan Togo B sebagai batang bawah. Hasilnya<br />
menunjukkan beberapa keuntungan antara lain : pada sambungan batang bawah dan atas (mata<br />
tunas) tidak timbul benjolan seperti layaknya bibit berasal dari biji. Keuntungan lain adalah<br />
diperoleh tanaman yang sama unggulnya dengan tanaman induknya.<br />
PENANAMAN<br />
Jarak tanam yang terbaik untuk tanaman kapuk tergantung tipe kapuk yanag ditanam. Pada<br />
umumnya tanaman kapuk tidak boleh ditanam terlalu dekat satu sama lain. Di perkebunanperkebunan umumnya jarak tanam yang diterapkan 8 x 8 m sampai 10 x 10 m. Di kebun<br />
Percobaan Muktiharjo, Pati, pada tahun 1978 tanaman koleksi menggunakan jarak tanam 8 x 8<br />
m. Setelah umur 12 tahun cabang-cabang sudah saling menutup yang menyebabkan penurunan<br />
produksi. Pada tahun 1991 dilakukan peremajaan sekaligus menata ulang jarak tanamnya yaitu 15<br />
x 15 m. Ternyata setelah umur 7 tahun menunjukkan pembuahan yang baik. Produksi yang<br />
tertinggi pada umur tersebut adalah klon Congo 2 x Lanang atau (C 2 x L) yaitu 992<br />
glondong/pohon/tahun. Sebagai kompensasi hasil pada jarak yang lebar dapat ditambahkan<br />
tanaman sela untuk meningkatkan pendapatan per satuan lahan.<br />
TANAMAN SELA<br />
Tanaman semusim atau tahunan dapat ditanam diantara tegakan tanaman kapuk sebagai<br />
tanaman sela. Menurut penelitian, kapuk sangat baik dikombinasikan dengan tanaman kakao.<br />
Kakao sebagai tanaman bawah dan kapuk berfungsi sebagai tanaman pelindung. Syarat-syarat<br />
yang dihendaki oleh tanaman kapuk terhadap tanah dan iklim, seyogianya sama dengan tanaman<br />
kakao. Ada daerah-daerah yang masih layak untuk tanaman kapuk, tetapi terlalu kering untuk<br />
tanaman kakao. Kadang-kadang kita juga menemukan kombinasi tanaman kapuk dengan<br />
tanaman kopi (robusta). Kombinasi ini kurang baik dibanding dengan tanaman kakao, karena pada musim kemarau yang sesuai untuk tanaman kapuk justru terlalu panjang untuk tanaman<br />
kopi.<br />
PEMELIHARAAN<br />
Dikaitkan dengan cara panen dengan memukul buah di pohon, agar buah yang jatuh diatas<br />
tanah mudah diambil, maka disarankan agar tanah dibersihkan pada akhir musim kemarau.<br />
Tanah dikerjakan secara minimum pada akhir musim penghujan, dan dengan demikian dapat<br />
mencegah penguapan air tanah. <br />
Pada dasarnya tanaman kapuk sendiri hanya sedikit memerlukan pemeliharaan.<br />
Pemangkasan tidak dilakukan pada tanaman kapuk, hanya menyingkirkan dahan-dahan yang<br />
mati, dan tanaman Loranthaceae (kemladean). Untuk itu perlu diawasi secara intensip agar tidak<br />
ada biji tanaman kemladean yang bisa berkembang. <br />
Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan.<br />
Dosis yang diberikan tergantung umur tanaman dan kebutuhan hara berdasarkan analisa tanah.<br />
Umur 1- 5 tahun umumnya kebutuhan pupuk 1,0 kg urea + 0,5 kg SP36 + 0,5 kg KCl per pohon<br />
per tahun yang diberikan dua kali, setengahnya pada awal musim penghujan dan sisanya akhir<br />
musim penghujan. Semakin tua tanaman dosis pupuk yang diberikan semakin tinggi.<br />
ORGANISMEM PENGGANGGU<br />
Tanaman kapuk tidak banyak mendapat gangguan hama atau penyakit kecuali gangguan<br />
parasit dari keluarga Loranthaceae. Parasit ini disebarkan oleh beberapa jenis burung tertentu,<br />
yang memakan buah-buah benalu dan meninggalkannya berupa biji pada tangkai kapuk, karena<br />
adanya cairan yang lekat. Apakah biji tersebut akan berkecambah, tergantung pada tanaman<br />
inang. Tanaman kapuk Jawa (Indika) sangat peka terhadap benalu, sebaliknya tipe karibea<br />
mempunyai daya resistensi yang lebih besar. Cara mengatasinya adalah membersihkan kemudian<br />
menjaga agar pohon-pohon tetap bersih dari benalu. Penyuluhan kepada petani agar semua jenis<br />
tanaman yang ada dipekarangan tidak dihinggapi oleh benalu terus digalakkan. Kerugian akibat<br />
parasit ini, apabila tidak ada usaha-usaha yang effektif, dampaknya dapat menurunkan produksi,<br />
bahkan mengalami kegagalan panen. Tanaman kapuk yang terserang benalu berat dapat dilihat<br />
pada<br />
DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN<br />
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN<br />
2008<br />
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C,<br />
Pasar Minggu, Jakarta<br />
Telepon (021) 7815682, 7815380-4 , Ext.4405<br />
Fax. (021) 7827903<br />
<a href="http://ditjenbun.deptan.go.id/">http://ditjenbun.deptan.go.id</a>
<br />
<br />
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-21043916212436958492012-04-06T07:01:00.002-07:002012-04-06T07:01:55.793-07:00Budidaya Kemiri<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
Kemiri (Aleurites moluccana Willd) berasal dari kepulauan Maluku, dan menurut<br />
Burkill (1935) berasal dari Malaysia. Tanaman ini menyebar dari sebelah timur Asia hingga Fiji di<br />
kepulauan Pasifik. Di Indonesia kemiri tersebar luas dihampir seluruh wilayah Nusantara.<br />
Luasnya penyebaran kemiri di Nusantara terlihat juga dari beragamnya nama daerahnya. Di<br />
Sumatera, kemiri disebut kereh, kemili, kembiri, tanoan, kemiling, atau buwa kare; di Jawa,<br />
disebut midi, pidekan, miri, kemiri, atau muncang (Sunda); sedangkan di Sulawesi, disebut wiau,<br />
lana, boyau, bontalo dudulaa atau saketa.<br />
Tanaman kemiri berkembang di Indonesia di daerah-daerah seperti Sumatera Barat,<br />
Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jawa Barat, Kalimanatan Selatan,<br />
Kalimanatan Timur, Bali, Lombok, Sulawesi, Maluku, Timor, Kalimantan Barat, Bau-Bau dan<br />
sekitarnya. Walaupun tanaman kemiri mudah tumbuhnya, namun sampai saat ini<br />
pengusahaannya hanya oleh petani belum dikembangkan secara perkebunan. Areal pertanaman<br />
kemiri di Indonesia seluruhnya saat ini mencapai 205.532 ha. Produksi pada tahun 2000<br />
mencapai 74.319 ton, dimana 679 ton diantaranya di eskpor dengan nilai US$ 483.000.-. <br />
<br />
SYARAT TUMBUH<br />
Kemiri tumbuh dengan baik pada tanah-tanah kapur, tanah-tanah berpasir di pantai. Tetapi<br />
dapat juga tumbuh pada tanah-tanah podsolik yang kurang subur sampai yang subur dan pada<br />
tanah-tanah latosol. Tanaman kemiri dapat tumbuh dan berproduksi baik pada ketinggian 0 –<br />
800 meter di atas permukaan laut, walaupun dibeberapa tempat dapat juga tumbuh pada<br />
ketingian 1.200 meter dpl. Tanaman kemiri dapat tumbuh pada lahan datar, bergelombang dan<br />
bertebing-tebing curam. Ditinjau dari kondisi iklimnya, tanaman kemiri dapat tumbuh di daerahdaerah yang beriklim kering dan basah. Tanaman kemiri dapat tumbuh di daerah dengan jumlah<br />
curah hujan 1.500 – 2.400 mm per tahun dan suhu 200<br />
– 270<br />
C. <br />
BAHAN TANAMAN<br />
Figure 1<br />
Ketersediaan bibit tanaman merupakan kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam upaya<br />
pengembangan komoditi kemiri. Untuk mendapatkan bibit tanaman kemiri dapat ditempuh<br />
dengan 3 cara yaitu: (1) generatif; (2) vegetatif; dan (3) sambungan.<br />
PENYIAPAN LAHAN<br />
Lahan yang akan dipakai untuk budidaya tanaman kemiri harus bersih dari gulma dan dari<br />
tanaman yang tidak bermanfaat. Sebab gulma tersebut dapat mengganggu pertumbuhan dari<br />
tanaman kemiri tersebut. Jarak tanam untuk tanaman kemiri sesuai dengan tujuannya; bila usaha budidaya kemiri<br />
ditujukan untuk mengahsilkan biji, maka jarak tanamnya adalah 10x10 meter, sedangkan bila<br />
untuk menghasilkan kayu untuk pulp, jaraktanamnya lebih rapat yaitu 4x4 meter.<br />
Lakukan pengajiran sesuai dengan jarak tanam yang akan dipakai, pengajiran harus lurus<br />
muka, belakang dan kesamping kiri kanan. Pada ajir dibuat lobang dengan ukuran 60x60x60 cm.<br />
Pada saat menggali lobang, sebagian tanah galian lapisan atas harus dipisahkan. Kemudian tanah<br />
galian lapisan bawah dicampur dengan pupuk kandang secara merata dengan perbandingan 1:1.<br />
Jika penanam dimusim kemarau, lobang dapat langsung ditimbun dengan campuran media<br />
diatas, dan bibit dapat segera ditanam. Bila musim hujan, sebaiknya campuran tanah dan pupuk<br />
kandang tersebut dibiarkan sementara waktu di dekat lubang tanam. Tujuannya adalah untuk<br />
menurunkan kemasaman tanah. Setalah campuran tanah mengering sudah dapat dimasukan ke<br />
dalam lubang dan bibit dapat segera ditanam.<br />
PENANAMAN<br />
Pada lobang tanam yang telah diisi dengan tanah dan pupuk kandang tersebut, tanam bibit<br />
kemiri dengan jalan melepas kantong plastiknya. Pada saat melepas kantong plastik usahakan<br />
agar perakaran bibit tidak rusak. Penanaman bibit harus diusahakan agar perakarannya teratur<br />
dan terbuka. <br />
PEMUPUKAN<br />
Meskipun tanaman kemiri dapat tumbuh pada tanah yang marginal, bukan berarti tidak<br />
memerlukan pemupukan. Untuk mendapatkan produksi biji yang lebih banyak, tanaman kemiri<br />
perlu dipupuk secara rutin. Jenis pupuk yang diberikan dapat pupuk kandang (organik) atau<br />
pupuk kimia (anorganik). <br />
Pemberian pupuk kandang dapat dilakukan sekali setahun, dosis pada tanaman muda cukup 2<br />
kg/pohon. Sedangkan untuk tanaman yang sudah berproduksi dapat diberikan pupuk kandang<br />
sebanyak 10-30 kg per pohon. <br />
Jika pupuk yang diberikan jenis pupuk anorganik, maka dosis untuk masing-masing pupuk<br />
disesuaikan dengan umur tanaman. Pupuk kimia ini sebaiknya diberikan dua kali dalam setahun,<br />
yaitu awal dan akhir musim hujan. Dosis pemupukan adalah sebagai berikut: pada tanaman<br />
muda umur 1 tahun diberikan 20 gr Urea, 10 gr SP36, dan 10 gr KCl per pohon, sedangkan pada<br />
umur 2-6 tahun dapat 100-250 gr Urea, 80-75 gr SP36, dan 20-100 gr KCl per pohon, pada umur<br />
lebih dari 7 tahun diberikan 500 gr Urea, 250 gr KCl per pohon per tahun.<br />
PEMANGKASAN<br />
Pemangkasan pada tanaman kemiri bertujuan untuk antara lain:<br />
• Agar tanaman tidak terlalu tinggi dan percabangannya lebih banyak sehingga mudah<br />
melakukan panen. Untuk tanaman yang berasal dari cangkokan, tanaman yang lebih pendek<br />
menghindari tumbangnya tanaman. <br />
• Mempermudah perawatan seperti penyemprotan hama dan penyakit, membuang benalu dan<br />
sebagainya.<br />
• Dapat mempermuda bagian tanaman yang sudah tua<br />
• Dapat mempercepat tanaman berbunga dan berbuah (mengatur C/N ratio), karena C/N ratio<br />
besarnya sedang, dapat merangsang pembungaan. Pemangkasan sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, untuk pembentukan tunas-tunas<br />
baru memerlukan banyak air. Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang lemah,<br />
rusak, mati, sakit, dan yang terlalu berdesakan agar udara dan sinar matahari masuk kedalam<br />
kanopi tanaman. Waktu pemberian pupuk dapat bersamaan dengan pemangksan ini.<br />
POLATANAM<br />
Di kebun petani tanaman kemiri biasanya tumbuh bercampur dengan tanaman lain, dalam<br />
satu areal jumlahnya tidak menentu satu atau dua batang.<br />
HAMA<br />
Hama yang menyerang daun: tungau (Tetranichiadae), moluska dan penggerek daun. Hama<br />
yang menyerang batang adalah hama penggerek batang biasanya dari famili Ceramicyadae.<br />
Tanda-tanda serangan adalah terdapat lubang-lubang pada batang kemiri yang dalamnya<br />
mencapai 2 cm, mengeluarkan lendir dan bekas gerekan. Hama yang menyerang akar kemiri<br />
adalah dari golongan rayap. Tanda-tanda serangan adalah terdapat becak-becak hitam pada<br />
pemukaan akar dan pangkal batang. Biasanya yang diserang adalah tanaman kemiri yang masih<br />
muda. Hama yang menyerang buah/biji: Larva Dacus sp. dan kumbang penggerek buah.<br />
PENYAKIT<br />
Penyakit hawar daun cendawan, penyakit antraknosa, dan penyakit gugur buah muda. <br />
DIREKTORAT BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN<br />
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN<br />
2008<br />
Jl. Harsono RM No.3, Gedung C,<br />
Pasar Minggu, Jakarta<br />
Telepon (021) 7815682, 7815380-4 , Ext.4405<br />
Fax. (021) 7827903<br />
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-68205122548498011142012-04-05T04:01:00.001-07:002012-04-05T04:01:38.245-07:00Budidaya Sukun<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
SUKUN<br />
Family MORACEAE</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Deskripsi</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Tanaman sukun merupakan tanaman hutan yang tingginya mencapai 20 m. Kayunya lunak dan kulit kayu berserat kasar. Semua bagian tanaman bergetah encer. Daun dan batang Daunnya lebar sekali, bercanggap menjari, dan berbulu kasar. Batangnya besar, agak lunak, dan bergetah banyak. Cabangnya banyak, pertumbuhannya cenderung ke atas. Bunga Bunga sukun berkelamin tunggal (bunga betina dan bunga jantan terpisah), tetapi berumah satu. Bunganya keluar dari ketiak daun pada ujung cabang dan ranting. Bunga jantan berbentuk tongkat panjang yang disebut ontel. Bunga betina berbentuk bulat bertangkai pendek (babal) seperti pada nangka. Bunga betina merupakan bunga majemuk sinkarpik seperti pada nangka. Kulit buah menonjol rata sehingga tampak tidak jelas yang merupakan bekas putik dari bunga sinkarpik. Pada buah keluwih, tonjolan pada kulit buah merupakan duri yang lunak. Penyerbukan bunga dibantu oleh angin, sedangkan serangga yang sering berkunjung kurang berperan dalam penyerbukan bunga. Pada buah sukun, walaupun terjadi penyerbukan, pembuahannya mengalami kegagalan sehingga buah yang terbentuk tidak berbiji. Pada keluwih (Artocarpus communis) kedua proses dapat berlangsung normal sehingga buah yang terbentuk berbiji normal dan kulit buah berduri lunak sekali. Duri buah keluwih merupakan bekas tangkai putik bunga majemuk sinkarpik. Buah Buah sukun mirip dengan buah keluwih (timbul). Perbedaannya adalah duri buah sukun tumpul, bahkan hampir tidak tampak pada permukaan buahnya. Selain itu, buah sukun tidak berbiji (partenokarpi). Akar Tanaman sukun mempunyai akar tunggang yang dalam dan akar samping dangkal. Akar samping dapat tumbuh tunas yang sering digunakan untuk bibit.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Manfaat</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Buah sukun yang telah tua dapat direbus, digoreng, dibuat tepung dan keripik, serta dapat dibuat tape melalui fermentasi. Kayu tanaman sukun tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan, tetapi tidak baik untuk kayu bakar. Demikian pula, kayu tanaman keluwih. Buah keluwih umumnya dipanen muda untuk disayur. Bunga jantan tanaman sukun yang telah kering dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk. Rebusan daun sukun atau daun keluwih dapat digunakan untuk obat penyakit kuning (hepatitis).</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Syarat Tumbuh</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Tanaman sukun baik dikembangkan di dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl yang bertipe iklim basah. Curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun. Tanah aluvial yang mengandung banyak bahan organik disenangi oleh tanaman sukun. Derajat keasaman tanah seldtar 6-7. Tanaman sukun relatif toleran terhadap pH rendah, relatif tahan kekeringan, dan tahan naungan. Di tempat yang mengandung batu karang dan kadar garam agak tinggi serta sering tergenang air, tanaman sukun masih mampu tumbuh dan berbuah.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Pedoman Budidaya</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Perbanyakan tanaman Biasanya tanaman sukun diperbanyak dengan setek akar atau cangkok. Walaupun tanaman dapat diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk pada batang bawah semai keluwih, tetapi cara ini tidak dianjurkan karena persentase keberhasilannya rendah dan relatif lama. Akar samping pohon sukun ditarik ke atas, lalu dipotong sepanjang 20-30 cm, kemudian disemaikan untuk bibit. Pada akar yang tampak di permukaan tanah sering tumbuh tunas. Tunas ini dapat dipotong beserta akar induknya untuk dijadikan bibit. Budi daya tanaman Bibit sukun yang .telah mencapai tinggi kurang lebih 70 cm dapat ditanam di kebun. Ukuran lubang tanam 40 cm x 40 cm x 30 cm. Setiap lubang diberi 10 kg pupuk kandang yang telah matang. Sebaiknya bibit muda dilindungi dulu dengan daun kelapa atau daun lainnya untuk mencegah sengatan sinar matahari dan diberi air yang cukup bila musim kemarau.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Pemeliharaan</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Pemangkasan cabang jarang dilakukan. Namun, bila pembentukan percabangan belum bagus maka batang utamanya sebaiknya dipangkas agar bertunas banyak. Pupuk buatan berupa NPK (15:15:15) diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-1000 g per pohon per tahun sesuai dengan umur tanaman. Setelah tanaman berbuah, pemupukan cukup diberikan 1-2 kali pertahun sebelum berbunga dan sesudah panen raya.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Hama dan Penyakit</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Hama yang biasa menyerang tanaman sukun adalah penggerek batang (Xyleberus sp.) dan lalat buah (Dacus sp.). Lubang gerekan pada batang disumbat rapat dengan aspal atau batangnya disiram dengan larutan insektisida sistemik dapat mengatasi serangan. Hama penggerek ini dapat mematikan pohon. Oleh karena itu, bila ada serangan harus cepat diberantas. Penyakit yang biasa mengancam tanaman sukun adalah mati pucuk (Fusarium sp.), busuk buah lunak (Phytophthora palmivora), dan busuk tangkai buah (Rhizopus sp.). Namun, penyakit ini belum merupakan ancaman serius.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Panen dan Pasca Panen</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Tanaman mulai berbuah pada umur 3-4 tahun. Tanaman sukun dapat berbuah sepanjang tahun. Musim panen terbesar biasanya pada bulan Januari-Maret. Buah dapat dipanen setelah tua benar. Buah sukun dipanen setelah tua benar. Tandanya, tonjolan kulit buah mulai merata dan buah berwarna kekuningan kusam. Buah sukun yang dibungkus sejak petil menunjukkan warna kekuningan bersih dan menarik. Buah dipotong pada tangkainya dengan galah yang ujungnya diberi pisau. Getah yang keluar dari tangkai buah dapat dihentikan dengan mencelupkan buah ke dalam air. Buah tidak boleh jatuh ke tanah agar tidak memar. Bagian buah yang memar menjadi pangkal serangan busuk buah yang berakibat buah terasa pahit.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
sumber <a href="http://www.iptek.net.id/" style="color: #6c8c37; outline-style: none; text-decoration: none;">http://www.iptek.net.id</a></div>
</div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-60795237421938618252012-04-05T03:33:00.000-07:002012-04-05T03:33:16.247-07:00Budidaya Paprika<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5708889292438688746" itemprop="articleBody" style="background-color: white; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; margin-top: 5px;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/_4Nxfhgw9FF4/S6gqlVwF1KI/AAAAAAAACJg/vDZgN6Ek-ew/s1600/1-paprika.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img alt="" border="0" height="139" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451654169914365090" src="http://1.bp.blogspot.com/_4Nxfhgw9FF4/S6gqlVwF1KI/AAAAAAAACJg/vDZgN6Ek-ew/s200/1-paprika.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; display: block; height: 198px; margin-top: 0px; text-align: center; width: 283px;" width="200" /></a><span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika bisa dikatakan sebagai komoditi sayuran kelas menengah atas. Karena yang paling sering mengkonsumsi adalah restoran-restoran mewah dan hotel-hotel berbintang yang menghidangkan masakan berbahan baku paprika.</span><span style="color: #555544; font-family: arial;"> </span></div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-5708889292438688746" itemprop="articleBody" style="background-color: white; font-size: 13px; line-height: 18px; margin-bottom: 1em; margin-top: 5px;">
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika belum banyak dikonsumsi oleh masyarakat didalam negri karena belum memasyarakatnya buah paprika dan masih sedikit jenis masakan-masakan khas Indonesia yang menggunakan buah paprika disamping itu masih tergolong mahal dibanding dengan cabe besar biasa.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika terus meningkat permintaannya terutama dari para pemasok hotel, restoran, catering dan pasar swalayan di kota-kota besar yang masih merasa kekurangan suplai. Berkembangnya sektor pariwisata membuat hotel dan restoran besar menjadi semakin bertambah dan banyaknya pengunjung luar negeri yang rata-rata makanan mereka menggunakan paprika. </span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika merupakan komoditi berprospek cerah karena peluang pasarnya masih luas dan harganya pun cukup tinggi dibandingkan komoditi sayuran yang lain. Hal ini dikarenakan petani yang mengupayakan paprika masih sangat sedikit jumlahnya. Dalam luasan 1 hektar bisa dihasilkan 5 s/d 10 ton paprika. Paprika dapat dijadikan sebagai satu peluang usaha yang menguntungkan.</span><br />
<br />
<span style="color: #ff6600; font-family: arial; font-weight: bold;">MANFAAT & KEGUNAAN PAPRIKA</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika termasuk kedalam golongan cabe yang tidak pedas. Paprika banyak digunakan sebagai bahan baku masakan terutama dipakai untuk bahan baku aneka masakan luar negri. Paprika mempunyai rasa tidak pedas karena tidak ada kandungan Capsicin yaitu zat yang menimbulkan rasa pedas cabe.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika kaya akan karoten, vitamin B serta vitamin C. Kandungan gizi yang terdapat didalam paprika tiap 100 gram buah hijau segar adalah : 0,9g protein, 0,3g lemak, 4,4g karbohidrat, 7,0mg Ca, 0,4mg Fe, 22mg P, 540 IU vitamin A, 22,0mg vitamin B1, 0,002mg vitamin B2, 0,4 Niacin adan 160mg vitamin C. Paprika juga mengandung asam askorbat yang nilai gizinya setiap 100 gram buah paprika 29 miligram kalori, 11 miligram kalium, 870 IU vitamin, 0,03 miligram riboflafin, 0,05 miligram Niasin.</span><br />
<br />
<br />
<span style="color: #ff6600; font-family: arial; font-weight: bold;">SEKILAS BUDIDAYA PAPRIKA</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika termasuk golongan tanaman cabe namun tidak memiliki rasa pedas karena tidak mengandung Capsicin. Paprika mempunyai banyak jenis antara lain : Wonder Bell, Takii ace, Jumbo sweet, Green Horn, Skipper, Colombo, Marengo dll. Paling sering dibudidayakan di Indonesia adalah Wonder bell, skipper dan blue star karena bentuknya menyerupai bel dan buahnya besar.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika termasuk tanaman semusim yang dapat tumbuh di dataran tinggi dengan ketinggian 700 – 1.000 dpl dengan kelembapan udara berkisar 80%. Tanaman paprika dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah lempung berpasir dengan PH yang cocok 6 – 7. Tanaman paprika membutuhkan suhu optimum untuk pertumbuhannya antara 18 s/d 23 derajat Celcius. </span><br />
<span style="color: #555544;"><span style="font-family: arial;"></span></span><br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika pada waktu dibudidayakan harus diperhatikan jenis medianya , jika lahan penanaman termasuk tanah berat maka harus dilakukan pembajakan terlebih dahulu. Permukaan bedengan yang akan ditanami harus gembur atau remah. Untuk menghambat pertumbuhan gulma bedengan diberikan mulsa setelah pemupukan dasar. Pengapuran dilakukan bersama-sama saat pemupukan dasar.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika ditanam setelah bibit semai berumur kurang lebih 21 hari dan berdaun 5 – 7 helai serta sudah cukup kuat untuk dipindah dilahan penanaman. Penanaman dilakukan pada sore hari diatas jam 16.00 atau dari jam 06.00 s/d 0 8.00. Dimaksudkan agar tanaman tidak mengalami stress karena terkena terik matahari. </span><br />
<span style="color: #555544;"><span style="font-family: arial;"></span></span><br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika pada waktu perkecambahan harus dijaga kelembapannya agar didapatkan bibit yang baik saat persemaian. Apabila kekurangan unsur hara dan air paprika akan terhambat pertumbuhannya terutama pada pertumbuhan awal dan pembungaan. Paprika muda sangat disukai oleh serangga, saat umur 3 hari dilakukan penyemprotan dengan insektisida kontak yang berbau menyengat. </span><br />
<span style="color: #555544;"><span style="font-family: arial;"></span></span><br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika sangat peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi sehingga untuk memperoleh hasil optimal, selama pertumbuhannya perlu diberikan naungan. Tanaman yang diberi naungan hasilnya lebih memberikan bobot. Paprika merupakan tanaman yang toleran terhadap kekurangan sinar cahaya matahari. Naungan dapat menggunakan plastik atau tanaman yang agak tinggi sebagai pelindung.</span><br />
<span style="color: #555544;"><span style="font-family: arial;"></span></span><br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika mempunyai musuh berupa penyakit yang timbulnya banyak dipengaruhi iklim dan keadaan tanaman yang terlalu lembab. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman paprika hampir sama dengan hama dan penyakit yang menyerang pada jenis tanaman cabe yang lain. Pengendalian hama dilakukan secara mekanis dan kimia, sedang pengendalian penyakit dilakukan secara kimia.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Hama yang biasa menyerang Pprika adalah Thrips sp, kutu daun ( aphids gossypii ), tungau ( poypbagotarsonemuslatus ), lalat putih ( white fly ) sedangkan penyakit-penyakitnya adalah Pythium sp, Rhizoctonia sp, Fusarium sp dan Cercospora sp selain itu juga terdapat penyakit fisiologis seperti Blossom end root.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika mulai dapat dipanen pada saat berumur dua bulan sejak tanam. Pemanenan dilakukan untuk buah yang matang hijau dan matang berwarna. Untuk mengetahui kekerasan dan ketebalan buah dilakukan dengan dipijat. Buah siap panen akan berbunyi nyaring bila diketuk dan tidak berubah bila ditekan. Paprika dipetik dengan tangkai buahnya. Rata-rata berat buah panenan 200 s/d 250 gram.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika setelah dipanen sebaiknya disimpan agar kualitas buah tetap terjamin sebelum sampai ketangan konsumen. Penyimpanan di-ruangan dengan suhu 7 – 10 derajat Celcius sangat baik untuk mempertahankan kualitas paprika. </span><br />
<br />
<br />
<span style="color: #ff6600; font-family: arial; font-weight: bold;">KRITERIA PASOKAN PAPRIKA</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika permintaan pasar lokal adalah paprika yang sudah masak. Kriteria paprika matang hijau adalah buah berwarna hijau mengkilat, daging buah keras tebal, mudah dilepaskan dari tangkainya, tidak cacat serta bebas dari hama penyakit.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika dengan permintaan buah yang dipanen matang warna adalah buah yang sudah berwarna merata, daging buah tebal, tidak cacat serta bebas dari hama dan penyakit. Paprika memiliki banyak pilihan warna buah yaitu paprika warna merah, kuning, hijau, putih dan ungu.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika yang akan dipasok harus disortasi terlebih dahulu berdasarkan grade. Paprika kelas A adalah buah paprika dengan kondisi tidak cacat berbentuk normal dan mempunyai berat 150 - 250 gram / buah. Paprika kelas B adalah buah paprika mulus dengan berat antara 80 - 150 gram / buah.</span><br />
<br />
<span style="color: #555544; font-family: arial;">Paprika setelah di grade harus dipacking. Yang perlu diperhatikan dalam proses packing adalah kemasan yang digunakan, jumlah buah dalam kemasan, cara packing kemasan dan jumlah tumpukan kemasan yang masih bisa ditoleransi dalam angkutan agar tidak merusak buah. Paprika permintaan pasar lokal dipacking menggunakan keranjang-keranjang yang ber-aerasi udara baik.<br /><br /><span style="color: #3333ff; font-style: italic;">http://budidayafurniture.blogspot.com/2007/09/paprika.html</span></span></div>
</div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-85323896133181113552012-04-05T02:50:00.002-07:002012-04-05T02:50:54.732-07:00Budidaya Alpukat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
ALPUKAT IJO PANJANG<br />
Family Lauraceae<br />
Deskripsi</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Alpukat ini berbuah sepanjang tahun tergantung lokasi dan kesuburan tanah. Kerontokan buah sedikit. Berat buah antara 0,3-0,5 kg. Bentuknya seperti buah pear dengan ujung tumpul dan pangkal meruncing. Panjangnya 11,5-18 cm dan diameternya 6,5-10 cm. Tebal, kulit buah 1,5 mm berwarna hijau kemerahan dengan permukaan licin berbintik kuning. Daging buahnya tebal (sekitar 2 cm), bertekstur agak lunak, berwarna kuning, dan rasanya gurih. Bijinya berbentuk jorong dengan rata-rata panjang 5,5 cm dan diameter 4 cm. Produksi buah rata-rata 16,1 kg per pohon per tahun.<br />
Manfaat</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Buah alpukat matang enak dimakan segar, lebih lezat bila ditambah susu dan gula serta es gosok. Daunnya dapat dimanfaatkan untuk obat sakit pinggang. Batangnya baik untuk bahan bangunan. Bila digunakan untuk kayu bakar, energi batang alpukat rendah. Tanaman ini baik untuk konservasi lahan yang miring dan curam.<br />
Syarat Tumbuh</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Alpukat dapat ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi. Alpukat india barat baik ditanam pada ketinggian 0-600 m dpl, alpukat meksiko pada ketinggian 1000-3000 m dpl, dan alpukat guatemala pada ketinggian 600-2.000 m dpl. Semua tipe alpukat menghendaki tanah yang tidak mengandung cadas keras atau yang tandus. Tanaman tidak tahan terhadap genangan air yang terus-menerus, tetapi tanaman lebih senang hidup di daerah beriklim basah dengan curah hujan 1.500-3000 mm. per tahun. Di daerah yang beriklim agak kering dengan bulan basah 7-9 bulan dan bulan kemarau (kering) 2-6 bulan, tanaman alpukat masih mampu hidup dan berbuah asalkan keadaan air tanahnya dangkal (100-150 cm) dan pH tanah 5,5-6,5. Pada kondisi yang sesuai, tanaman alpukat dapat berbuah 2-3 kali setahun.<br />
Pedoman Budidaya</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Perbanyakan tanaman: Tanaman diperbanyak dengan okulasi atau sambung pucuk. Bibit dapat disambung pada umur 1-8 bulan. Perbanyakan dengan biji hanya untuk batang bawah. Budi daya tanaman: Bibit okulasi (sambungan) ditanam pada jarak 12 m x 12 m. Ukuran lubang tanam 60 cm x 60 cm x 40 cm. Pupuk kandang yang diberikan 30 kg/lubang. Pupuk buatan berupa campuran 25-1000 g urea, 25-1000 g TSP, dan 25-800 g KCl per pohon diberikan tiga bulan sekali. Dosis pemberian pupuk meningkat sesuai dengan umur tanaman. Sebaiknya dalam satu areal ditanam dua tipe alpukat. Sekurangkurangnya 5-10% dari jumlah bibit yang ditanam berasal dari tipe lain sebagai sumber tepung sari (pejantan). Untuk memudahkan perawatan, dianjurkan penanaman dilakukan menjelang musim hujan.<br />
Pemeliharaan</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Pemangkasan hanya dilakukan untuk pembentukan pohon (pemotongan batang pokok). Tanaman alpukat dari bibit okulasi mulai berbunga pada umur 5-6 tahun, sedangkan dari bibit biji pada umur 9-12 tahun.<br />
Hama dan Penyakit</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Hama yang sering menyerang tanaman alpukat adalah ulat daun Sania insularis dan penggerek cabang Rhynchites lauraceae Voth. Adakalanya lalat buah menyerang buah muda dan penggerek batang menggerek ujung-ujung cabang hingga ujung cabang menjadi kering. Penyakit yang sering menyerang tanaman alpukat adalah busuk akar Phytophthora cinnamomi yang dapat diatasi dengan siraman larutan Benlate 0,3% atau karbol 10-50%. Penyakit dapat menular melalui bibit yang digunakan atau alat-alat pertanian. Penyakit busuk buah Colletotrichum gloeosporiodes menyerang buah, terutama yang disimpan pada suhu panas dan lembap. Cendawan Phytophthora menyerang bila suhu tanah antara 13-23° C. Infus dengan fungisida melalui batang biasanya dapat mengatasi serangan penyakit busuk akar. Serangan hama-hama di atas dapat diatasi dengan semprotan atau infus larutan insektisida (Tamaron 200 LC atau Curacron 500 EC).<br />
Panen dan Pasca Panen</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
Buah alpukat dipanen setelah tua benar. Tandanya, kulit buah sudah tampak buram dan bila buah digoyang akan berbunyi. Buah dipetik dengan menggunakan jaring agar tidak jatuh ke tanah. Buah yang terbentur akan memar dan tidak matang sempurna. Buah yang telah tua akan matang 2-3 hari setelah dipetik. Buah yang jatuh/memar akan mudah terserang penyakit busuk buah (kecokelatan) dan rasanya pahit.</div>
<div style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; padding-bottom: 18px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto;">
sumber <a href="http://www.iptek.net.id/" style="color: #6c8c37; outline-style: none; text-decoration: none;">http://www.iptek.net.id</a></div>
</div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-18108582045411784292012-04-05T00:53:00.000-07:002012-04-05T00:53:10.341-07:00Budidaya Jagung Hibrida<a name='more'></a>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<table class="contentpaneopen" style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">1. PERSIAPAN LAHAN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PERSIAPAN%20LAHAN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<strong>KONDISI LAHAN IDEAL YANG DIPERLUKAN</strong> :<br />• Tanah gembur, subur, tidak mudah tergenang air / drainase yang baik.<br />• Memiliki cukup bahan organik.<br />• pH netral sampai agak asam (5,5 – 7).<br />• Kemiringan tanah tidak lebih dari 8%.<br />• Ketinggian 0 – 700 meter dpl.</div>
<div align="justify">
• Jenis tanah liat berlempung, tanah lempung atau tanah lempung berpasir.<br />• Areal yang memiliki persediaan air (sumber air) yang cukup<br />• Sinar Matahari penuh (tidak ternaungi pohon atau bangunan yang tinggi)<br />Lakukan pengolahan lahan dengan baik, agar tanah menjadi gembur dan tanaman bisa tumbuh dengan baik.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PERSIAPAN%20LAHAN2.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<strong>MANFAAT PENGOLAHAN LAHAN</strong> :<br />• Memperbaiki Struktur Tanah.<br />• Memperbaiki Aerasi Tanah.<br />• Membunuh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)<br />• Menghambat tumbuhnya gulma.<br />• Melancarkan Drainase (pemasukan dan pembuangan air)</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
Lebih baik dibuat jalur-jalur arah barat-timur selebar ±150 cm atau disesuaikan dengan disc-plow yang dipergunakan, agar drainase lancar.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<strong>JENIS PENGOLAHAN LAHAN</strong> :<br />a. Olah Tanah Konvensional / Sempurna<br />Merupakan sistem pengolahan yang umumnya dilakukan petani dengan cara dibajak dan digaru secara manual maupun mekanis agar tanah menjadi lebih gembur, subur dan mudah ditanami.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
b. Olah Tanah Sistem TOT (Tanpa Olah Tanah)<br />Merupakan sistem pengolahan tanah minimum untuk mengurangi biaya, sehingga lebih efisien dan<br />tercapai tujuan konservasi lahan. </div>
<div align="justify">
<br /><table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: justify;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">2. PERSIAPAN BENIH</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PERSIAPAN%20BENIH.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<strong>BENIH BERKUALITA</strong>S :<br />Dalam menentukan benih berkualitas dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :<br />a. <strong>FISIK</strong><br />- Ukuran benih seragam.<br />- Bebas jamur/hama gudang.<br />- Daya kecambah baik.</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
b. <strong>MORFOLOGIS</strong><br />- Sifat yang khas.<br />- Tanaman seragam.<br />- Tahan cekaman lingkungan.<br /><br />c. <strong>PERTUMBUHAN</strong><br />- Pertumbuhan awal/vigor kokoh.<br />- Tahan hama dan penyakit.<br />- Tanggap terhadap pemupukan.<br />- Tahan rebah karena memiliki perakaran yang kuat.<br /><br />d. <strong>HASIL</strong><br />- Kelobot tertutup rapat.<br />- Ukuran tongkol besar.<br />- Produksi tinggi.<br />- Rendemen tinggi.<br />- Biji rapat dan berat.<br />- Biji tertata rapi.<br /><br />Dengan pemilihan benih jagung hibrida berkualitas, dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan keuntungan petani.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">3. PENANAMAN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENANAMAN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
a. <strong>MANUAL</strong><br />• Lakukan penanaman saat kondisi tanah lembab, setelah hujan atau setelah diairi.<br />• Penanaman secara manual dilakukan dengan cara ditugal.<br />• Lubangi tanah dengan tugal sedalam ± 3 cm, masukkan benih 1-2 biji ke lubang lalu ditutup dengan tanah atau pupuk organik.<br />• Pergunakan tali agar jalur tanam rapi dan sesuai dengan jarak tanam yang diinginkan.<br /></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="center">
<div>
<img border="0" src="http://tanindo.com/images/stories/PENANAMAN2.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
</div>
<div align="center">
(Jarak tanam yang dipergunakan adalah 70 cm x 20 cm) </div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
b. <strong>MEKANIS</strong><br />• Penanaman secara mekanis bisa dilakukan dengan menggunakan PLANTER yang ditarik traktor.<br />• Dengan menggunakan Planter tidak hanya bisa dilakukan penanaman tetapi sekaligus juga pemupukan. </div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">4. PEMUPUKAN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PEMUPUKAN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
• Pemupukan secara manual dilakukan dengan menggunakan tugal. Buat lubang di samping tanaman dengan jarak ± 5-10 cm, lalu pupuk dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.<br />• Setelah pemupukan lakukan pengairan.<br />• Lakukan pemupukan berimbang, yaitu pemupukan dengan melengkapi semua unsur makro yang dibutuhkan tanaman, yaitu unsur N, unsur P, unsur K. Agar semua unsur tersebut tercukupi dianjurkan untuk menggunakan NPK 15:15:15 dalam aplikasi pemupukan.<br />• Aplikasi pemupukan secara manual adalah sebagai berikut (per hektar) : Pemupukan pertama dilakukan bersamaan tanam dengan menugal 5 cm dari lubang tanam. Kebutuhan pupuk, untuk pupuk dasar ini adalah : Urea 200 kg / Hektar, SP36 150 kg / Hektar dan Kcl 100 kg / Hektar atau menggunakan pupuk majemuk NPK Grand S-15 200 - 250 kg / Hektar.<br />Saat tanaman berumur 21 - 25 hst dan 35 - 40 hari setelah tanam pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan memberikan urea 200 kg / hektar atau 2,5 - 3 gram tiap tanaman. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan dengan menugal 10 cm dari tanaman dan menutup dengan tanah dan sekaligus sebagai pembumbunan dan pendangiran.<br /><br /><strong>DIFISIENSI PUPUK</strong><br />• Kekurangan Fospor (unsur P) ditandai dengan daun yang berwarna ungu kemerahan, terutama pada tanaman yang masih muda. </div>
<div align="justify">
• Kekurangan Nitrogen (unsur N) ditandai dengan warna kekuningan pada ujung daun dan berkembang sepanjang tulang daun utama. </div>
<div align="justify">
• Kekurangan magnesium (unsur micro mg) ditandai dengan timbulnya garis-garis keputihan sepanjang tulang daun dan seringkali timbul warna ungu pada bagian bawah daun tua. </div>
<div align="justify">
• Kekurangan Kalium (unsur K) ditandai dengan pembentukan tongkol yg tidak sempurna dimana ujung tongkol tidak berbiji penuh, dan bijinya jarang.<br />• Tongkol jagung akibat kekurangan Nitrogen (unsur N) pada saat kritis, ditandai dengan tongkolnya kecil, kadar protein rendah dan ujung tongkol tidak berbiji.<br />• Akibat kekurangan Fosfor (unsur P) ditandai dengan tongkolnya kecil, kering bengkok dengan pembentukkan biji tidak sempurna.</div>
<div>
<br /><div align="center">
<img border="0" src="http://tanindo.com/images/stories/PEMUPUKAN2.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /> </div>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
<span class="article_separator" style="height: 35px; line-height: 35px; text-align: left;"> </span>
</div>
<div align="justify">
<span class="article_separator" style="height: 35px; line-height: 35px; text-align: left;"><table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">5. PENGENDALIAN GULMA</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENGENDALIAN%20GULMA.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
Pengendalian manual yang biasa dilakukan adalah :<br />• Pengendalian gulma/rumput dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 30 hari setelah tanam.<br />• Pengendalian gulma sebaiknya dilakukan dengan cara herbisida.<br />• Aplikasi penyemprotan dilakukan pada sela-sela tanaman jagung dan dihindari terkena langsung dengan tanaman jagung (dianjurkan memberi sungkup pada nozzle).</div>
<div align="justify">
Contoh gulma yang bisa dikendalikan oleh herbisida <strong><a href="http://tanindo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=237:noxone-297-sl&catid=245:noxone-297-sl&Itemid=74" style="color: #075e76; font-weight: normal;">NOXONE 297SL</a></strong> adalah :<br />-<em> Cyperus sp</em>.<br />- <em>Digitaria adscendens</em><br />- <em>Paspalum conjugatum</em><br />- <em>Eleusine indica </em><br />- <em>Panicum repens</em><br />- <em>Mikania sp</em>.<br />- <em>Euphorbia hirta</em><br />- <em>Imperata cylindrica</em><br />- <em>Mimosa pudica</em><br />- <em>Cynodon dactilon</em><br />- <em>Ischaemum timorense </em></div>
<div align="justify">
<em><br /></em></div>
<div align="justify">
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">6. PENGAIRAN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENGAIRAN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
• Pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung. Kekurangan air berpengaruh pada produktivitas tanaman. Kelebihan air (lahan tergenang dalam jangka waktu lama) juga menyebabkan tanaman jagung mati.<br />• Apabila lahan yang digunakan memiliki jaringan irigasi dan persediaan air yang cukup maka lakukan pengairan setiap 10 hari sekali dengan cara mengalirkan pada larikan dan secepatnya dibuang dan dipastikan tidak ada yang menggenang.<br />• Apabila lahan yang digunakan merupakan lahan tanpa irigasi atau lahan darat yang tidak mempunyai persediaan air (sungai, danau, rawa, dll) maka pengairan bisa dilakukan dengan sistem irigasi sumur atau disiram secara manual (pada dasarnya jagung tidak memerlukan banyak air).<br />• Buat sumur-sumur gali/bor di dekat lahan dan alirkan airnya dengan menggunakan pompa.<br />• 10 hari menjelang panen sebaiknya pengairan dihentikan agar proses pengeringan tongkol dapat dipercepat.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">7. PANEN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PANEN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
• Jagung bisa dipanen dalam kondisi masak fisiologis saat berumur 105-115 hst pada dataran rendah (sesuai varietasnya).<br />• Agar kadar air biji jagung panen rendah maka biarkan jagung di batangnya hingga betul-betul kering (± 115-120 hst).Ciri-ciri jagung siap panen :<br />• Klobot sudah berwarna coklat<br />• Rambut berwarna hitam dan kering<br />• Populasi klobot kering 90%<br />• Biji jagung bila ditekan dengan kuku tidak membekas<br />• Terdapat titik hitam pada bagian lembaga biji jagung<br /><br />a.<strong> PANEN MANUAL</strong><br />• Dianjurkan untuk tidak dilakukan pemocokan (daun diatas tongkol dipotong) pada saat tanaman jagung berumur 90-100 hst, karena menyebabkan turunnya produksi jagung. <br />• Petik jagung yang sudah siap panen dari batangnya dan masukkan ke dalam karung. Lalu kirim jagung tersebut ke rumah atau ke gudang untuk dijemur atau langsung dipipil.<br /><br />b. <strong>PANEN MEKANIS</strong><br />• Pada lahan-lahan yang luas dan kekurangan tenaga kerja, panen lebih baik dilakukan secara mekanis dengan menggunakan HARVESTER.<br />• Dengan menggunakan alat ini, jagung yang dipetik akan langsung dipipil. Untuk itu perlu diperhatikan kadar air jagung saat dilakukan panen.<br />• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.<br />• Jagung pipilan kemudian bisa langsung dikirim ke pabrik pakan ternak, atau dikirim ke gudang untuk diturunkan kadar airnya sesuai standar yang diinginkan.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="contentheading" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: initial; background-image: url(http://tanindo.com/templates/themza_j15_74/images/contentheading_ico.png); background-origin: initial; background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #363636; font-size: 19px; height: 30px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 34px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: top;" width="100%">8. PASCA PANEN</td></tr>
</tbody></table>
<table class="contentpaneopen" style="border-collapse: collapse; color: #333333; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td colspan="2" style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PASCA%20PANEN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
• Jagung yang sudah dipanen, disortir. Jagung yang jelek dipisahkan dari jagung yang baik untuk menjaga kualitas jagung dan menghindarkan dari tertularnya jamur.<br />• Setelah di rumah, jagung harus dijemur, tujuannya untuk menurunkan kadar air menjadi 25-28%.<br />• Setelah jagung cukup kering atau memiliki KA 25-28%, maka jagung bisa langsung dipipil. Pemipilan dapat dilakukan secara manual maupun mekanis.<br />• Untuk mendapat harga yang baik maka jagung yang sudah dipipil perlu dikeringkan lagi untuk mendapatkan kadar air yang lebih rendah.<br />• Jagung yang sudah cukup kering (KA = 20-25%) dikarungi dan disimpan di gudang untuk kemudian dibawa ke Pasar, Pedagang Pengumpul atau ke Pabrik Pakan Ternak. </div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div align="justify">
<a href="http://tanindo.com/">http://tanindo.com</a>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<div align="justify">
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>
</td></tr>
</tbody></table>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-77298954607205228192012-04-05T00:43:00.003-07:002012-04-05T00:43:23.703-07:00Penyakit Jagung<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<table class="contentpaneopen" style="background-color: white; border-collapse: collapse; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px; margin-left: 5px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td colspan="2" style="line-height: 1.3em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" valign="top"><div align="justify">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Penyakit utama pada tanaman Jagung meliputi :<br />• <strong>BULAI </strong>(<em>Peronosclerospora maydis</em>)<br />•<strong> KARAT DAUN</strong> (<em>Pucinia graminis</em>)<br />• <strong>HAWAR DAUN</strong> (<em>Helminthosporium sp</em>)<br /><br /><strong>BULAI</strong> (<em>Peronosclerospora maydis</em>)</span><br />
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENYAKIT_BULAI.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Penyakit bulai / <em>downey mildew</em> (<em>Peronosclerospora maydis</em>), yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis, merupakan penyakit membahayakan bagi tanaman jagung karena dapat mengakibatkan gagal panen. Perkembangan penyakit bulai dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara. Kelembaban di atas 80%, suhu 28-30°C dan adanya embun ternyata dapat mendorong perkembangan penyakit. Infeksi oleh<em>Peronosclerospora maydis</em> pada jagung dilakukan oleh konidia melalui stomata. </span></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Konidia yang disebarkan oleh angin, apabila jatuh pada permukaan daun yang berembun, akan segera berkecambah. Gejala tergantung pada saat terjadinya infeksi dan perkembangan cendawan dalam badan tanaman. Apabila cendawan dapat mencapai gulungan daun, gejala menjadi sistemik, bila tidak gejalanya lokal pada bagian yang terinfeksi.</span></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Beberapa penyebab penyakit bulai :<br />1. Penanaman varietas jagung yang rentan bulai<br />2. Penanaman jagung berkesinambungan (terus menerus)<br />3. Efektivitas fungisida rendah akibat dosis dikurangi<br />4. Tidak adanya tindakan eradikasi<br />5. Adanya resistensi bulai terhadap fungisida<br />6. Peningkatan virulensi bulai terhadap tanaman inang jagung.</span></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Gejala serangan :<br />Gejala daun yang terinfeksi berwarna khlorotik, biasanya memanjang sejajar tulang daun, dengan batas yang jelas, dan bagian daun yang masih sehat berwarna hijau normal. Warna putih seperti tepung pada permukaan bawah maupun atas bagian daun yang berwarna khlorotik, tampak dengan jelas pada pagi hari. Daun yang khlorotik sistemik menjadi sempit dan kaku. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan pembentukan tongkol terganggu sampai tidak bertongkol sama sekali.</span><br />
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENYAKIT_BULAI2.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Tanaman yang terinfeksi sistemik sejak muda di bawah umur 1 bulan biasanya mati. Gejala lainnya adalah terbentuk anakan yang berlebihan dan daun-daun menggulung dan terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan dan daun sobek-sobek.<br />Pencegahan dan Pengendalian :<br />1. Gunakan varietas jagung super hibrida yang tahan terhadap penyakit bulai, seperti BISI-816 dan BISI-12.<br />2. Pemusnahan tanaman terinfeksi, dengan cara mencabut dan membuang ke tempat lain.<br />4. Pengaturan waktu tanam agar serempak<br />5. Pergiliran tanaman.<br /><br /><strong>KARAT DAUN</strong> (<em>Pucinia graminis</em>)</span><br />
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENYAKIT_KARAT%20DAUN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Timbul bercak-bercak tak beraturan berwarna coklat seperti karat besi pada daun jagung, gejala lebih lanjut daun akan mengering.</span></div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
</div>
<div align="justify">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><strong>HAWAR DAUN</strong> (<em>Helminthosporium sp</em>)</span><br />
<div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/PENYAKIT_HAWAR%20DAUN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Pada daun dan pelepah muncul bercak-bercak melebar tak beraturan berwarna coklat, gejala lebih lanjut daun akan mengering.</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
<span class="article_separator" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; height: 35px; line-height: 35px;"> </span>
<br />
<span class="article_separator" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; height: 35px; line-height: 35px;"><a href="http://tanindo.com/">http://tanindo.com</a>
</span></div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-7036267401955088862012-04-05T00:38:00.002-07:002012-04-05T00:38:37.166-07:00Hama Jagung<a name='more'></a>
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Hama utama pada tanaman Jagung meliputi :<br />• <strong>ULAT TANAH</strong> (<em>Agrotis ipsilon</em>)<br />• <strong>ULAT GRAYAK</strong> (<em>Spodoptera liptura</em>)<br />• <strong>LALAT BIBIT</strong> (<em>Atherigona sp</em>)<br />•<strong> PENGGEREK BATANG</strong> (<em>Ostrinia furnacalis</em>)<br />• <strong>PENGGEREK TONGKOL</strong> (<em>Helicoverpa armigera</em>)<br />• <strong>BELALANG DAUN</strong> (<em>Locusta migratoria</em>)<br /><br /><strong>ULAT TANAH</strong> (<em>Agrotis ipsilon</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_ULAT%20TANAH.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama : Larva biasa berada dalam tanah, berwarna coklat kehitaman, mempunyai tujuh pasang kaki.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan : Hama ini menyerang tanaman umur 1-3 minggu, dengan cara menyerang dan memotong pangkal batang pada waktu malam hari, siang hari ulat bersembunyi dalam tanah.<br /></span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><strong>ULAT GRAYAK</strong> (<em>Spodoptera liptura</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_ULAT%20GRAYAK.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama :<br />• Ngengat dengan sayap bagian depan berwarna coklat atau keperak-perakan, sayap belakang berwarna keputihan, aktif pada malam hari.<br />• Telur berbentuk hampir bulat dengan bagian datar melekat pada daun (kadang tersusun 2 lapis), warna coklat kekuning-kuningan, berkelompok (masing-masing berisi 25 – 500 butir) tertutup bulu seperti beludru.<br />• Larva mempunyai warna yang bervariasi, yang baru menetas berwarna hijau muda, bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklatan dan hidup berkelompok. <br />• Siklus hidup berkisar antara 30 – 60 hari (lama stadium telur 2 – 4 hari, larva yang terdiri dari 5 instar : 20 – 46 hari, pupa 8 – 11 hari).</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan :<br />• Ulat menyerang tanaman pada malam hari, dan pada siang hari bersembunyi dalam tanah (tempat yang lembab).<br />• Larva yang masih kecil merusak daun dan menyerang secara serentak berkelompok. dengan meninggalkan sisa-sisa epidermis bagian atas, transparan dan tinggal tulang-tulang daun saja, sedang larva berada di permukaan bawah daun.<br />• Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar.<br />• Serangan umumnya terjadi pada musim kemarau.<br />• Tanaman Inang Hama ini bersifat polifag, selain jagung juga menyerang tomat, kubis, dan tanaman lainnya.<br /><br /><strong>LALAT BIBIT</strong> (<em>Atherigona sp</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_LALAT%20BIBIT.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama :<br />• Imago sangat aktif terbang dan sangat tertarik pada kecambah atau tanaman yang baru muncul di atas permukaan tanah. Lama hidup serangga dewasa bervariasi antara lima sampai 23 hari dimana betina hidup dua kali lebih lama dari pada jantan. Imago kecil dengan ukuran panjang 2,5 mm sampai 4,5 mm.<br />• Telur mulai diletakkan oleh Imago betina tiga sampai lima hari setelah kawin dengan jumlah telur tujuh sampai 22 butir atau bahkan hingga 70 butir. Imago betina meletakkan selama tiga sampai tujuh hari, diletakkan secara tunggal, berwarna putih, memanjang, diletakkan dibawah permukaan daun.<br />• Larva terdiri dari tiga instar yang berwarna putih krem pada awalnya dan selanjutnya menjadi kuning hingga kuning gelap. </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan :<br />• Serangan terjadi pada tanaman yang baru tumbuh (1-2 minggu setelah tanam).<br />• Larva yang baru menetas melubangi batang yang kemudian membuat terowongan hingga dasar batang sehingga tanaman menjadi kuning dan akhirnya mati.<br /><br /><strong>PENGGEREK BATANG</strong> (<em>Ostrinia furnacalis</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_PENGGEREK%20BATANG.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama :<br />• Ngengat aktif malam hari, dan menghasilkan beberapa generasi pertahun, umur imago/ngengat dewasa 7-11 hari.<br />• Telur diletakkan berwarna putih, berkelompok, satu kelompok telur beragam antara 30-50 butir, seekor ngengat betina mampu meletakkan telur 602-817 butir, umur telur 3-4 hari. Ngengat betina lebih menyukai meletakkan telur pada tanaman jagung yang tinggi dan telur di letakkan pada permukaan bagian bawah daun utamanya pada daun ke 5-9.<br />• Larva yang baru menetas berwarna putih kekuning-kuningan, makan berpindah pindah, larva muda makan pada bagian alur bunga jantan, setelah instar lanjut menggerek batang, umur larva 17-30 hari.<br />• Pupa biasanya terbentuk di dalam batang, berwarna coklat kemerah merahan, umur pupa 6-9 hari.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan :<br />• Hama menyerang tanaman menjelang berbunga dengan menggerek dalam batang, tanda terjadi serangan yaitu adanya serbuk berwarna putih berserakan di sekitar permukaan daun dan bunga jantan patah.<br />• Kerusakan yang ditimbulkan pada setiap bagian tanaman jagung yaitu lubang kecil pada daun, lubang gorokan pada batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, dan tumpukan tassel yang rusak.<br /><br /><strong>PENGGEREK TONGKOL</strong> (<em>Helicoverpa armigera</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_PENGGEREK%20TONGKOL.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama :<br />• Telur diletakkan pada rambut jagung. Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah diletakkan.<br />• Larva terdiri dari lima sampai tujuh instar. Khususnya pada jagung, masa perkembangan larva pada suhu 24 - 27,2°C adalah 12,8 - 21,3 hari. Larva memiliki sifat kanibalisme. Spesies ini mengalami masa pra pupa selama satu sampai empat hari. Masa pra pupa dan pupa biasanya terjadi dalam tanah dan kedalamannya bergantung pada kekerasan tanah.<br />• Pupa umumnya terbentuk pada kedalaman 2,5 sampai 17,5 cm. Terkadang pula serangga ini berpupa pada permukaan tumpukan limbah tanaman atau pada kotoran serangga ini yang terdapat pada tanaman. Pada kondisi lingkungan mendukung, fase pupa bervariasi dari enam hari pada suhu 35°C dan sampai 30 hari pada suhu 15°C.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan :<br />• Imago betina akan meletakkan telur pada rambut jagung dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk kedalam tongkol dan akan memakan biji yang sedang mengalami perkembangan.<br />• Serangan serangga ini akan menurunkan kualitas dan kuantitas tongkol jagung.<br /><br /><strong>BELALANG DAUN</strong> (<em>Locusta migratoria</em>)</span><div class="img_caption left" style="float: left; margin-right: 1em; width: 200px;">
<img align="left" border="0" class="caption" src="http://tanindo.com/images/stories/HAMA_BELALANG%20DAUN.jpg" style="border-bottom-style: none; border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-image: initial; border-left-style: none; border-left-width: 0px; border-right-style: none; border-right-width: 0px; border-top-style: none; border-top-width: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;" /></div>
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri hama : Belalang muda berwarna hijau, dan belalang dewasa berwarna coklat bercorak hitam </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; line-height: 16px;">
<span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Serangan : Belalang memakan daun tanaman, serangan yang parah bisa menghabiskan seluruh daun tanaman dan batang-batang muda. Serangan bisa melibatkan ribuan belalang.</span></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br /></div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<a href="http://tanindo.com/">http://tanindo.com</a>
</div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-28605843680182659442012-03-25T20:48:00.002-07:002012-03-25T20:52:57.451-07:00KENDALIKAN WERENG DENGAN MEMUTUS SIKLUS HIDUPNYA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<em>Layaknya selebritis, hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) yang menyerang pertanaman padi akhir-akhir ini lebih sering jadi perbincangan di media massa. Secara nasional, intensitas serangannya memang masih relatif kecil jika dibandingkan dengan total luas pertanaman padi di Indonesia, namun tetap menjadi perhatian serius pihak terkait agar dampaknya tidak semakin meluas.</em><br />
<br />
Menteri Pertanian Suswono dalam keterangan persnya di sela-sela acara pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) di Batam (15/7) menyebutkan tingkat kegagalan panen akibat serangan hama wereng batang coklat (WBC) masih kecil, sekitar 1.800 ha. “Kalau dari segi luasan memang naik, dari 1.500 menjadi 1.800 hektar. Tapi dari segi nasional, kegagalan panen itu masih di bawah rata-rata lima tahun terakhir,” ujarnya.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Meski demikian, lanjut Mentan, penanganan serangan hama WBC pada pertanaman padi tetap dilakukan dengan serius. Salah satunya dengan cara eradikasi, yakni dengan membakar areal pertanaman padi yang terserang. “Terkadang hal ini disalah artikan. Dikiranya petani marah dengan membakar sawah mereka yang terserang wereng, padahal hal itu salah satu upaya eradikasi untuk memutus serangan dan siklus hidup hama ini,” jelasnya.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Sementara itu, staf ahli Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Ati Wasiati Hamid mengatakan, meningkatnya serangan hama WBC akhir-akhir ini utamanya dipicu oleh perubahan iklim secara global. “Kondisi cuaca siang hari yang panas, kemudian malam hujan dan dingin merupakan kondisi yang disukai wereng,” terang mantan Direktur Perlindungan Tanaman Pangan ini.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Selain itu, lanjut Ati, penanaman yang tidak serempak juga menjadi faktor pemicu lainnya. Pasalnya, hal ini bisa menyebabkan dalam satu hamparan padi terdiri dari beberapa stadia pertumbuhan, yang berarti pula menyediakan ‘makanan’ yang berkelanjutan bagi wereng.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Ati juga kurang setuju dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa padi hibrida sebagai pemicu utama serangan hama ini sehingga penggunaannya perlu dibatasi. Pasalnya, semua varietas padi menurutnya juga terkena, bukan hanya varietas hibrida saja. “Bahkan ada varietas non hibrida yang lebih parah serangannya,” ujarnya kepada Abdi Tani di sela-sela acara Gelar Promosi Agribisnis IV Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah (24/6).<br />
<br />
<strong>Putus siklus hidupnya</strong><br />
Menurut Ati, kunci utama untuk mengendalikan serangan hama WBC ini adalah dengan memutus siklus hidupnya. “Banyak cara untuk memutus siklus hidup hama ini. Di antaranya dengan menghentikan penanaman padi untuk sementara dengan mengganti tanaman lain, misalnya palawija,” terangnya.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Hal ini menurutnya memiliki banyak manfaat. Selain bisa memutus siklus hidup wereng, penghentian penanaman padi juga bisa untuk “menghidupkan” musuh alami hama ini. “Musuh alami yang dulunya terkena pestisida padi, akhirnya bisa tumbuh lagi,” tambahnya.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Penanaman padi secara serempak juga menjadi salah satu cara untuk mempersempit ruang hidup hama WBC. Pasalnya, dengan hamparan padi yang luas dan seragam umurnya memungkinkan untuk terputusnya regenerasi hama ini.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Hanya saja, kata Ati, untuk memberikan pengertian kepada petani agar mau mengganti pola tanam padi dengan palawija cukup sulit. “Sekarang ini kan musimnya agak basah, banyak petani yang tidak mau berhenti untuk tanam padi. Tapi kita tetap berusaha untuk memberikan pengertian kepada mereka. Toh setelah siklus hidup wereng ini terputus petani bisa tanam padi lagi,” ujarnya.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Pengendalian secara biologis menurut Ati juga patut untuk dikembangkan. Hal ini terutama untuk mencegah ikut ‘terbunuhnya’ musuh alami wereng. Salah satu caranya adalah dengan menempatkan lampu penerang di areal persawahan. Di bawah lampu tersebut diletakkan baskom atau wadah berisi oli yang berguna untuk menjebak wereng dewasa (makroptera) yang biasa terbang di malam hari.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
“Makroptera ini menyukai cahaya. Makanya saya anjurkan sawah-sawah yang ada diberi penerangan semuanya untuk mengendalikan makroptera wereng,” terang Ati yang tahun ini telah memasuki masa pensiun.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Penggunaan pestisida kimiawi masih tetap menjadi alternatif pengendalian, apalagi saat tingkat serangannya sudah melebihi ambang batas ekonomi. Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengungkapkan penggunaan pestisida masih tetap diperlukan, khususnya pestisida yang benar-benar ampuh untuk mengendalikan serangan hama WBC. (AT : Vol. 11 No. 3 Edisi XL, Juli - September 2010)<br />
<br />
<a href="http://tanindo.com/">http://tanindo.com</a> </div>
</div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-690640917177283777.post-4188282193317213932012-03-25T20:32:00.000-07:002012-03-25T20:52:10.260-07:00UNSUR HARA MIKRO VS PENYAKIT TANAMAN (1)<a name='more'></a><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<strong>Besi (Fe)</strong><br />
Unsur mikro ini merupakan salah satu unsur yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe<sup>3+</sup>) maupun fero (Fe<sup>2+</sup>). Besi dapat diserap dalam bentuk khelat. Mineral Fe antara lain: olivin (MgFe)2SiO, pirit, siderit (FeCO<sub>3</sub>), gutit (FeOOH), magnetit (Fe<sub>3</sub>O<sub>4</sub>), hematit (Fe<sub>2</sub>O<sub>3</sub>, dan ilmenit (FeTiO<sub>3</sub>).</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Karena dapat diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe juga dibuat dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA, dan khelat yang lain. Di dalam tanaman, sekitar 80% Fe terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibandingkan dengan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Dalam tanaman, Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom adalah salah satu enzim yang mengandung Fe porfirin. Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan elektron dalam proses metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase nitrat.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Apabila tanaman mengalami kekurangan Fe, maka pembentukan klorofil bisa terhambat. Hal ini bisa berakibat penyusunan protein menjadi tidak sempurna. Selain itu, defisiensi Fe juga bisa menyebabkan kenaikan kadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah ribosom secara drastis. Kekurangan unsur mikro ini bisa juga mengakibatkan penurunan kadar pigmen dan protein, serta pengurangan aktivitas semua enzim.<br />
<br />
<strong>Chlor (Cl)</strong><br />
Chlor merupakan unsur yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar tanaman, dan dapat pula diserap dalam bentuk gas atau larutan oleh bagian atas tanaman, misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman berkisar antara 2.000-20.000 ppm berat tanaman kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1.200 ppm dan dianggap masih dalam kisaran hara mikro.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Cl dalam tanah tidak diikat oleh mineral, sehingga sangat mobile dan mudah tercuci oleh air drainase. Sumber Cl sering berasal dari air hujan, oleh karena itu umumnya hara Cl tidak menimbulkan defisiensi, namun justru menimbulkan masalah keracunan tanaman karena berlebihan.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Chlor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel, mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, dan memperbaiki penyerapan ion lain. Selain itu juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam evolusi oksigen.Sedangkan untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit, Cl dianggap sebagai hara makro yang penting.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Adapun defisiensi Chlor akan menyebabkan pola percabangan akar abnormal, gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun, dan pada tanaman kol daunnya akan berbentuk mangkuk.<br />
<br />
<strong>Molibdenum (Mo)</strong><br />
Unsur hara mikro satu ini diserap dalam bentuk ion MoO<sub>4</sub>-. Variasi antara titik kritis dan toksisnya relatif besar. Bila kandungan Mo pada tanaman terlalu tinggi, bisa mengakibatkan keracunan (toksis) pada tanaman itu sendiri, bahkan juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat hara mikro lainnya. Pada daun kapas misalnya, kadar Mo berkisar 1.500 ppm.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Pada umumnya tanah mineral cukup mengandung hara Mo. Mineral lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain: molibderit (MoS) dan powellit [(CaMo)3.8H2O]. Di dalam larutan, Mo biasanya berperan sebagai kation maupun anion.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Gejala defisiensi atau kekurangan Mo sering terlihat pada tanah gambut atau tanah organik. Meski demikian senyawa organik Mo akan membentuk senyawa khelat yang mampu melindungi Mo dari pencucian air.<br />
Tanah yang disawahkan akan menyebabkan kenaikan ketersediaan Mo di dalam tanah. Hal ini dikarenakan lepasnya Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.<br />
Bagi tanaman, Mo berfungsi sebagai pengaktif enzim nitrogenase, nitrat reduktase, dan xantine oksidase. Apabila tanaman kekurangan Mo, maka gejalanya menyerupai kekurangan unsur Nitrogen (N). Kekurangan Mo bisa juga menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati, serta pembentukan bunga akan terlambat.</div>
<div align="justify" style="background-color: white; color: #333333; font-family: 'Trebuchet MS'; font-size: 13px; line-height: 16px;">
<br />
Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bagian bawah. Daun tanaman akan berubah kering layu, tepi daun menggulung dan umumnya daun menjadi sempit. Bila defisiensi berat, maka lamina daun hanya terbentuk sedikit sehingga tulang-tulang daun terlihat lebih dominan.<br />
<br />
<strong>Silikon (Si)</strong><br />
Meskipun Si tidak termasuk dalam daftar hara esensial, tapi keberadaannya sangat bermanfaat dalam mengurangi munculnya penyakit pada beberapa tanaman. Beberapa bukti telah mengindikasikan bahwa salah satu mekanisme Si melindungi tanaman dengan cara meningkatkan efektivitas barrier mekanik tanaman terhadap timbulnya infeksi. Peningkatan Si dalam tanaman dapat mempersulit serangga (seperti <em>Aphids </em>dan kepik) untuk menghisap cairan pada tanaman.<br />
<br />
<a href="http://tanindo.com/">http://tanindo.com</a> </div>
</div>geografihttp://www.blogger.com/profile/18370921934465232741noreply@blogger.com0